Tuesday, July 3, 2012

Halo Pak Walikota Samarinda dkk, tolong baca keluhan-keluhan saya

sesuai dengan judul post saya diatas, saya sangat ingin sekali "curhat" dengan walikota Samarinda, atau setidaknya "curhat" dengan orang-orang yang berwenang dalam penatanan kota Samarinda, sayangnya saya tidak punya kolega ataupun kenalan orang-orang yang berhubungan dengan pejabat-pejabat seperti itu..

yah mungkin setidaknya saya menulis di blog ini dengan harapan semoga saja diantara dari mereka membaca tulisan saya.

pertama-tama saya ingin melakukan "curhat" tentang kota Samarinda ini, yah keluhan-keluhan yang sangat sering terlontar dari bibir-bibir warga Samarinda ini sendiri tapiiii masalahnya semakin kesini masalah yang dikeluhin semakin parah. masalah-masalah tersebut diantaranya adalah:


1. Jalan Rusak/Berlobang dan Debu


Masalah ini memang banyak terjadi di kota Samarinda yang indah nan berdebu ini, tapi semenjak truk-truk besar berkeliaran dengan bebas di siang hari, jalanan samarinda yang aspalnya "rentan" hancur akhirnya tidak
mampu menampung berat beban truk-truk besar pembawa barang tersebut. belum lagi mereka berkeliaran disiang hari, seingat saya dulu truk-truk besar hanya boleh beroperasi di malam hari/ tengah malam, dikarenakan jika truk-truk besar berkeliaran disiang hari akan sangat mengganggu pengendara motor dan mobil lainnya, banyak kecelakaan yang terjadi melibatkan sepeda motor dan truk besar, sedangkan sekarang setiap saya keluar rumah disiang hari, saya selalu menemui truk-truk besar berdampingan dengan pengendara-pengendara motor dan mobil yang sangat jauh lebih kecil dari truk-truk itu, dan ironisya mereka campur jadi satu diatas aspal/jalan-jalan yang berlubang.

Seperti halnya di jalan Loa Buah dan Loa bakung kecamatan Sungai Kunjang, baru saja dibulan Juni tahun kemaren saat saya KKN di sana jalanan-jalanan itu masih bisa dibilang mulus karena tidak adanya lobang yang menghiasi jalanan-jalanan tersebut. tapi sekarang jalanan mulus disana hanya mimpi indah disiang bolong. sekarang tidak ada lagi jalan mulus, yang ada hanya jalan aspal yang sudah tidak lagi terlihat aspalnya berlubang sangat besar seperti kolam ikan, gundukan tanah yang setinggi lutut, dan debu yang berterbangan membuat udara menjadi coklat. pemandangan-pemandangan tersebut sangat lumrah bagi warga Loa Bakung - Loa Buah di setiap harinya. semua masalah itu muncul ketika truk-truk besar tidak boleh melewati jembatan Mahakam dan dialihkan ke jembatan Mahulu, alhasil karena seringnya jalan-jalan aspal tersebut dilewati oleh truk-truk bermuatan berat akhirnya jalan-jalan tersebut menjadi berlubang dan membentuk gundukan tinggi disampingnya, jalanan perumahan Kopri pun menjadi korban, jalanan yang seharusnya tidak dilewati oleh angkutan-angkutan berat dengan bebas itu pun menjadi rusak dan berlubang karena supir-supir truk sering memilih jalan tersebut untuk menjadi jalan alternatif, tidak ada perhatian dari pemprov setempat. mungkin jika sesekali Pak Walikota atau pejabat-pejabat berwenang melewati jalan tersebut tanpa menggunakan mobil, cukup menggunakan motor, maka bisa dipastikan mereka akan langsung menyadari penderitaan warga disana.
Begitu juga pada jalanan Pelita 4 Sambutan (perumahan bumi sambutan asri), memang sempat adanya pengecoran jalan, hanya saja yang membingungkan adalah jalan rusak yang di cor hanya setengah? iya setengah, tidak full, tidak semua jalan rusak yang terkena cor, padahal perumahan Bumi Sambutan Asri milik pemerintah tapi sayang tidak terawat, terbukti jalanan yang masih banyak yang berlobang tidak ikut dicor/diaspal. tidak jelas alasannya apa hanya saja menurut tukang yang ngecor jalanan itu, mereka mengatakan memang dari sananya sudah diukur jalan yang mau dicor. kenapa harus perhitungan untuk membenahi suatu kota yang memang harus dibenahi? apa memang cairnya uang dari pemerintah pusat masih kurang atau bagaimana, tidak ada kejalasan sama sekali.

2. Macet

semakin lajunya perekonomian di suatu kota maka kemacetan di kota tersebut tidak akan pernah dapat dihindari, tapi itu tidak terjadi di negara-negara maju. hanya terjadi di negara berkembang dan salah satunya diIndonesia. saya tidak akan membahas tentang jakarta atau lainnya, saya hanya ingin mengkhususkan kepada kota Samarinda, Ibu kota Kalimantan Timur, kota yang gak terlalu besar tapi macetnya ngalah-ngalahin kota besar kayak Jakarta. menurut saya, masalah macet di Samarinda ini kebanyakan dikarenakan jalan yang sempit, pelebaran jalan hanya dilakukan di jalan-jalan besar kota, tapi tidak dijalan-jalan kecil pemukiman penduduk padahal daerah tersebut sangat termasuk Samarinda.
tadi sekitar jam 10an saya melewati simpang juanda dan antasari, terjadi kemacetan yang luar biasa, dikarenakan traffic light yang tiba-tiba mati, tidak terlihat polisi satupun yang mengatur kendaraan di jalan, hanya terlihat supir-supir dan relawan-relawan yang rela turun dari mobil-mobilnya untuk mengatur jalan. lagi-lagi truk besar menghiasi kemacetan.
seperti halnya di jalan Oto Iskandar atau yang lebih jelas kawasan sekitar pasar sungai dama. jalanan yang sangat sempit dan tidak adanya alernatif jalan lain membuat kemacetan disetiap harinya, hari libur, hari sibuk, pagi, siang, sore, malam motor dan mobil membuat antrian yang sangat panjang. belum lagi truk-truk besar yang ikut bermacet ria berkeliaran bebas jadi satu di jalanan oto iskandar, jalanan yang rusakpun ikut mewarnai indahnya macet disetiap waktunya, tidak adanya lampu lalu lintas atau traffic light membuat suasana kemacetan ini semakin sempurna, polisi yang di turunkan tentunya tidak mengurangi macet hanya merapikan mobil dan motor dalam kemacetan. belum lagi perumahan-perumahan elit yang akan segera ditinggali oleh pemiliknya di kawasan sambutan akan sangat memperparah macetnya jalanan oto iskandar nantinya. karena jalanan oto iskandar adalah jalanan satu-satunya warga sambutan, anggana, kutai lama, dll. memang sangat tidak rasional jika semua warga kawasan tersebut hanya bisa melewati satu jalan untuk menuju perkotaan, seharusnya warga tersebut dibuatkan jalan alternatif, sehingga semua kendaraan tidak harus membludak di satu jalan yaitu jalan Oto Iskandar.

3. Minimnya TPA dan TPS (Tempat Pembuangan Akhir dan Tempat Pembuangan Sampah)

Jangan harap kota Samarinda akan bebas sampah, jika pemprov membuatkan TPA yang bisa dihitung jumlahnya. ya, kami warga samarinda memiliki TPA dan TPS yang sangat sangat minim.
salah satu contoh, di kawasan sambutan kebelakang termasuk pelita 2 sampai pelita 7 dan seterusnya hanya memiliki 1 TPA dan 0 TPS dan tempatnya pun tidak bisa dibilang dekat dari warga sambutan karena tempatnya di atas gunung manggah dekat perumahan GP, belum lagi warga anggana, pulau atas dll. 
kenapa mereka tidak disediakan 1 TPS yang lumayan besar disetiap pemukiman, padahal perumahan dikawasan itu bisa dibilang cukup banyak. kenapa mereka harus membawa sampah ketempat yang sangat jauh hanya untuk membuangnya. tidak terjangkaunya TPA dan minimnya TPS membuat orang-orang malas membuang sampah pada tempatnya, hutan-hutan, tanah tidak berpenghuni menjadi korban pembuangan sampah warga dan membuat kawasan itu bertebaran sampah. dulu beberapa tahun yang lalu, didepan perumahan bumi sambutan asri ada sebuah bak sampah, dan tentunya sangat berguna bagi warga sana, tapi tidak tau kenapa bak sampah itu diambil dan warga sana tidak lagi memiliki TPS, mungkin dikarenakan tanah yang ditempati bak sampah itu tanah milik seseorang dan pemprov tidak mau mengeluarkan sedikit uang untuk membeli tanah sendiri agar tempat sampah itu tidak mengganggu orang lain.

4. Banjir

Banjir mungkin memang susah dihindari, tapi tolong jangan diperparah dengan jalanan rusak dan berlobang, karena jika jalanan rusak dan berlobang tertutupi oleh banjir maka pengendara motor sering kena imbasnya, jatuh dan terberosok kedalam lubang sudah menjadi makanan warga Samarinda.


Mungkin baru 4 permasalahan yang saya pikirkan, semoga penataan kota Samarinda menjadi bagus, rapi dan bersih, tidak hanya perapian di jalan-jalan besar kota, tapi masuk ke daerah-daerah juga harus di rapikan, karena daerah-daerah tersebut masih termasuk kota Samarinda. jangan hanya bagus sebatas covernya tapi isinya berantakan. usahakan penataan kota Samarinda disamaratakan di seluruh penjuru kota Samarinda.

terima kasih atas perhatiannya..